Rabu, 08 Maret 2017

HUBUNGAN ANATARA MANAJEMEN DAN TATA KERJA DALAM ORGANISASI



 HUBUNGAN ANATARA MANAJEMEN DAN TATA KERJA DALAM ORGANISASI


A. Manajemen dan Organisasi

Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.

B. Manajemen dan Tata Kerja

Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.

Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :

a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.

c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.

Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

C. Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja

Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

a) Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia.

b) Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerjasama.

c) Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.

Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.

MENGAPA MANAJEMEN HARUS ADA DALAM ORGANISASI

Manajemen harus ada organisasi yaitu salah satunya untuk mencapai tujuan, saling bertukar pikiran dan mengefesien kan waktu.
Berikut adalah tujuan diadakanya organisasi :
·         Dengan ada nya organisasi membentuk kerja yang efektif dan meringankan kinerja seseorang 
·         Dengan adanya organisasi dalam manajemen tercapainya tujuan perusahaan .

SEJARAH LSM




SEJARAH LSM


Makin meningkatnya pendidikan dan tingkat pendapatan, terutama ketika terjadi ketidakpuasandi lapisan masyarakat, mulai timbul gejala baru dalam demokrasi, yaitu partisipasi. Dalamsejarah Barat, partisipasi itu timbul dari bawah, di kalangan masyarakat yg gelisah. Gejala itulahyg dilihat oleh Alexis de Tocqueville (1805-1859) seorang pengamat sosial Prancis dalamkunjungannya ke Amerika pada tahun 30-an abad ke 19 yakni timbulnya perkumpulan dan perhimpunan sukarela (voluntary association).Selain menyelenggarakan kepentingan mereka sendiri, dengan melakukan berbagai kegiataninovatif, perkumpulan dan perhimpunan itu juga bertindak sebagai pengimbang kekuatan negara(as a counter-weights to state power). Ada 3 macam peranan yg dijalankan oleh perkumpulandan perhimpunan tersebut yaitu:Pertama, menyaring dan menyiarkan pendapat dan rumusan kepentingan yang jika tidak dilakukan pasti tidak akan terdengar oleh pemerintah atau kalangan masyarakat umumnya.Kedua, menggairahkan dan menggerakkan upaya-upaya swadaya masyarakat daripadamenggantungkan diri pada prakarsa negara.

Ketiga, menciptakan forum pendidikankewarganegaraan, menarik masyarakat untuk membentuk usaha bersama (co-operative ventures)dan dengan demikian mencairkan sikap menyendiri (isolatif) serta membangkitkan tanggung jawab sosial yg lebih luas.Perkumpulan dan asosiasi itulah yg kemudian menjadi ³sokoguru masyarakat" (civil society).Dan apa yg disebut oleh Tocqueville itu tak lain adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),yg dalam masyarakat Barat dewasa ini disebut sebagai Non Government Organisation (ORNOP,Organisasi non pemerintah) dan perkumpulan sukarela (voluntary association).David Korten, seorang aktivis dan pengamat LSM memberikan gambaran perkembangan LSM.Ia membagi LSM menjadi 4 generasi berdasarkan strategi yg dipilihnya. Generasi pertama,mengambil peran sebagai pelaku langsung dalam mengatasi persoalan masyarakat.Pendekatannya adalah derma, dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang kurang dalammasyarakat. Generasi ini disebut sebagai "relief and welfare" . LSM generasi ini memfokuskankegiatannya pada kegiatan amal untuk anggota masyarakat yg menyandang masalah sosial.
Generasi kedua, memusatkan perhatiannya pada upaya agar LSM dapat mengembangkankemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Peran LSM di sini bukansebagai pelaku langsung, tetapi sebagai penggerak saja. Orientasinya pada proyek2 pengembangan masy. Generasi ini disebut sebagai small scale, self reliance local development.Generasi ini melihat masalah sosial dengan lebih kompleks. Tidak sekedar melihat soal yanglangsung kelihatan saja tapi juga mencari akar masalah. Fokusnya pada upaya membantumasyarakat memecahkan masalah mereka, misal program-program peningkatan pendapatan,industri kerajinan dan lain-lain. Semboyan yang populer adalah "Berilah Pancing dan BukanIkannya!"Generasi ketiga, keadaan di tingkat lokal dilihat sebagai kiblat saja dari masalah regional ataunasional. Masalah mikro dalam masyarakat tidak dipisahkan dengan masalah politik  pembangunan nasional. Karena itu penanggulangan mendasar dilihat hanya bisa dimungkinkan kalau ada perubahan struktural. Kesadaran seperti itulah yg tumbuh pada LSM generasi ini bersamaan dgn otokritiknya atas LSM generasi sebelumnya sebagai "pengrajin sosial". LSMgenerasi ini disebut sebagai "sustainable system development".Generasi keempat disebut sebagai "people movement".


Generasi ini berusaha agar adatransformasi struktur sosial dalam masyarakat dan di setiap sektor pembangunan yangmempengaruhi kehidupan.Visi dasarnya adalah cita2 terciptanya dunia baru yg lebih baik.Karena itu dibutuhkan keterlibatan penduduk dunia. Ciri gerakan ini dimotori oleh gagasan dan bukan organisasi yang terstruktur.Perjalanan LSM di Indonesia pada awal kemunculannya melalui perspektif sejarah dan mengacu pada pembagian generasi di atas, ada yang berpendapat bahwa cikal-bakal LSM di Indonesiatelah ada sejak pra-kemerdekaan. Lahir dalam bentuk lembaga keagamaan yang sifatnyasosial/amal (dapat dikategorikan generasi pertama).

Tahun 50-an tercatat muncul LSM yg kegiatannya bersifat alternatif terhadap program pemerintah, dua pelopornya misal LSD (Lembaga Sosial Desa) dan Perkumpulan KeluargaKesejahteraan Sosial.Tahun 60-an lahir beberapa lembaga yg bergerak terutama dalam pengembangan pedesaan.Pendekatan dengan proyek-proyek mikro menjadi ciri utama masa ini, terutama yangmenyangkut aspek sosial ekonomi pedesaan. Pada kurun waktu ini pula lembaga-lembaga inimerintis jaringan kerjasama nasional misal lahir Yayasan Sosisal Tani Membangun yg kemudian berkembang menjadi Bina Desa, Bina Swadaya.Ciri LSM yg muncul dan berkembang pada th 70-an merupakan fenomena yang unik. Inidipengaruhi oleh ORBA. LSM merupakan reaksi sebagian anggota masyarakat atas kebijakan pembangunan yang ditempuh saat itu. Dasar penggeraknya adalah motivasi untuk mempromosikan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan. Meski juga berorientasi pada proyek mikro, juga mengaitkan persoalan kebijaksanaan pada tingkat makro,Contohnya LSM yang lahir pada generasi ini adalah LBH, YLKI, LP3ES.Sejak masa itu sampai kini, perkembangan LSM di Indonesia sangat pesat. Visi, misi, pendekatan dan isu beragam. Perkembangan LSM tidak bisa lagi dilihat secara linier danmengikuti urutan waktu generasi per generasi.Perjalanan LSM di Indonesia sekitar tahun 1970-an disebut sebagai ORNOP yang merupakanterjemahan dari NGO. Ornop/NGO bisa merupakan satu lembaga bisnis (swasta), organisasi profesi, klub olah raga, kelompok artis, jama'ah aliran agama, lembaga dana, yang penting semuaorganisasi yang bukan pemerintah. Interaksi antar kelompok ORNOP ini mempengaruhi tatanansosial politik masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing memperjuangkankepentingannya dan pemerintah hanya berfungsi sebagai wasit (yang adil).Segala sesuatu dimulai dari masyarakat dalam suasana yang hampir-hampir bebas dari intervensinegara. Istilah ORNOP kemudian dirubah menjadi LSM karena di satu sisi, adanya kesan dananggapan bahwa istilah ORNOP memiliki konotasi negatif seakan-akan melawan pemerintah (jaman ORBA alergi sekali dengan yg berbau oposisi, atau non-pemerintah). Di lain pihak,dalam kalangan aktivisnya saat itu ada kesadaran bahwa gerakan mereka ini dilandasi oleh suatumisi positif, yakni mengembangkan kemandirian dan membangun kesadaran, tidak semata-mata"bukan pemerintah/non government".

Pergeseran ORNOP menjadi LSM sebenarnyamenimbulkan perbedaan arti, landasan ORNOP adalah untuk "non governmentalism", sedangkanLSM adalah "auto governmentalism" dengan kata lain yang dibangun oleh LSM bukan "nonkepemerintahan" tetapi keswadayaan dan kemandirian. Penggantian istilah ORNOP menjadiLSM sesungguhnya telah memberikan perbedaan makna yang sangat mendasar. Formalisasikemudian dilakukan pemerintah terhadap LSM melalui UU. No. 4 tahun 1982 ttg pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (kemudian diatur pula dgn UU No. 8 tahun 1985 tentangkeormasan, dan Inmendagri No. 8 tahun 1990). Pada pasal 19 UU No. 4 tahun 1982 disebutkan :"Lembaga Swadaya Masyarakat berperan sebagai penunjang bagi pengelolaan LingkunganHidup", sedangkan dalam penjelasannya LSM mencakup antara lain:a. Kelompok profesi yang berdasarkan profesinya tergerak menangani masalah lingkungan b. Kelompok hobi yang mencintai kehidupan alam terdorong untuk melestarikannyac. Kelompok minat yang berminat untuk membuat sesuatu bagi pengembangan lingkunganhidup.Batasan, fungsi dan peran LSM dibandingkan dengan pengertian aslinya (dalam arti NGO)menjadi teredusir.


Karena keberadaan LSM terutama saat ORBA sarat dgn intervensi pemerintahmaka ada beberapa LSM yg kemudian dalam pergerakannya memakai bentuk Yayasan, karenaYayasan lebih fleksibel.Dalam PBB, sejak tahun 1970-an, NGO memperoleh status resmi (consultative status). NGO juga mempunyai kode etik yang berlaku secara internasional. Sampai sekarang hampir semuakesempatan dalam pertemuan delegasi NGO berhak hadir dengan suara penuh/disediakanforum2 khusus untuk NGO. Kehadiran NGO dalam sistem PBB ini telah pula dilembagakansecara permanen, di bawah UNDP, di sebut NGO Forum, di Indonesia NGO Forum ini mungkinkarena kekaburan makna dan keunikan LSM kita, sering menjadi olok-olok "Gongo"(Government NGO), atau LSM-LSM plat merah.Perkembangan selanjutnya di Indonesia, UU No. 4 tahun 1982 digantikan oleh UU No. 23 tahun1997 , UU ini tidak menjelaskan definisi LSM (tapi paling tidak UU ini mengakui environmentlegal standing) sementara itu UU. No. 8 tahun 1985 telah dicabut diganti dgn UU politik Dji SamSoe/No. 2, 3, 4 yg tdk memuat mengenai LSM (jadi untuk sementara ini, LSM diatur dgnInmendagri, tapi logikanya Inmendagri ini juga tidak berlaku karena peraturan yg di atasnyatelah dicabut) dan kemudian di era Reformasi bentuk Yayasan pun mulai diintervensi pemerintahdengan dikeluarkannya UU Yayasan.Ada suatu wacana menarik bahwa kemudian NGO merupakan alat bagi neo liberalism, memang bisa saja neo liberalism beroperasi dalam dua lini: ekonomi dan budaya politik, dua level: rezimdan rakyat kelas bawah. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali pihak berduit/pihak asingyang tertarik mendanai kegiatan-kegiatan yang dilakukan NGO di Indonesia dan tentunya ada

TEORI ORGANISASI



 TEORI ORGANISASI



TEORI ORGANISASI adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.

TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
v  Teori birokrasi :
v  dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
v  Teori administrasi :
v  dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol  dan Lyndall Urwick dari Eropa serta     Mooney dan Reiley dari Amerika.
v  Manajemen ilmiah :
v  dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.

                     TEORI ORGANISASI NEOKLASIK

Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal sebagai berikut:
v  Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
v  Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
v  Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

TEORI ORGANISASI MODERN

Teori modern ditandai  dengan  ahirnya  gerakan contingency yang
dipelopori Herbert Simon, yang  menyatakan  bahwa teori organisasi  perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan  bagi suatu kajian mengenai kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan  prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan  Robert Kahn dalam  bukunya “the social psychology of organization” mengenalkan perspektif  organisasi sebagai  suatu sistem terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan  keunggulan-keunggulan  perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan  lingkungannya,  dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan
Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan an saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system terbuka.

DESAIN ORGANISASI FORMAL DAN NON FORMAL



  DESAIN ORGANISASI FORMAL DAN NON FORMAL

Desain organisasi menekankan pada sisi manajemen dari teori organisasi dengan mempertimbangkan konstruksi dan mengubah struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal :

1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Salah satu bagian penting organisasi adalah pengelompokkan informal dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding dengan hubungan formal seperti yang ditunjukkan bagan organisasi.

Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda :
1. Hubungan-hubungan antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
3. Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
4. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok informal.

Walaupun ada perbedaan tersebut adalah suatu kesalahan bila menganggap kelompok formal dan informal sebagai dua kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya hidup bersama dan tidak dapat dipisahkan setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasi informal dan setiap organisasi informal brkembang dalam berbagai tinkatan formal.
Ragam Bentuk Struktur Organisasi

A. Organisasi Garis (Henry Fayol)


Organisasi Garis/Lini merupakan bentuk/struktur organisasi yang memberikan wewenang dari atasan kepada bawahan dan tanggungjawab ditujukan langsung dari bawahan kepada atasan. Bentuk ini sering diterapkan pada bidang kemiliteran atau peruahaan yang berskala kecil.

Ciri-ciri Organisasi Garis/Lini
1. Adanya kesatuan Perintah
2. Pembagian Kerja jelas dan mudah dilaksanakan
3. Organisasi tergantung pada satu pemimpin



Kelebihan/Kebaikan
• Pengambilan keputusan cepat
• Pengendalian lebih mudah
• Solidaritas antar karyawan tinggi

Kekurangan/Kelemahan
• Pemimpin cenderung otokratis
• Ketergantungan kepada atasan sangat tinggi
• Membatasi kesempatan karyawan untuk berkembang

B. Organisasi garis dan staf (Harrington Emilson)

Kebijakan pimpinan sebelum dilimpahkann ke bawahan diolah terlebih dahulu dengan memperhatikan saran-saran dari staf ahli. Contohnya di Lembaga Sekolah Terdapat Wakil Kepala Sekolah.

Ciri-ciri :
1. Umumnya digunakan untuk organisasi besar
2. Bidang tugas beraneka ragam sehingga memerlukan bantuan staf.
3. Pengawasan dan Spesialisasi berkembang dengan baik

Kelebihan/Kebaikan
• Pembagian tugas jelas
• Mendorong timbulnya spesialisasi dan disiplin yang tinggi
• Penempatan orang pada tempat yang tepat
• Koordinasi mudah dijalankan

Kekurangan/Kelemahan
• Membutuhkan biaya yang besar untuk operasionalnya
• Ditingkat operasinal tidak jelas antra perintah dan nasehat
• Solidaritas antar karyawam rendah

C. Organisasi Fungsional (Winslow Taylor)
           
Setiap kepala unit dapat member perintah pada unit yang lainselama masih ada hubungan /sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Dalam struktur organisasi fungsional dikenal adanya garis koordinasi/konsultatif
   Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. atau dapat disebut sebagai bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.

     Pengertian organisasi dan metode secara lengkap: rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan factor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu:
1. Orang-orang (sekumpulan orang)
2. Kerjasama
3. Tujuan yang ingin dicapai
    
 Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama dengan mendaya gunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan istilah metode tersebut berarti suatu tata kerja yang dapat mencapai tujuan secara efisien.
  
  Pengertian organisasi dan metode sacara lengkap adalah: Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses menajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
Dari pengertian tersebut terkandung beberapa maksud yaitu:
1. Organisasi dan metode merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat- tepatnya.
2. Organisasi dan metode penting bagi kegiatan manajemen.
3. Organisasi dan metode dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
4. Organisasi dan metode berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan.
Sejarah Organisasi
“Organisasi adalah kemampuan untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi” – Nancy Dixon, 1994
“Organisasi di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama” – Peter Senge, 1990
“Organissasi adalah sebuah